Bentuk dan Jenis Alat Musik Tradisional Sumatera Barat
08
Dec
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam
setiap musik Sumatra Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat
ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat.
Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis
apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur
musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional
antara lain :
1. Saluang
Alat ini termasuk dari golongan alat
musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi
talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan
diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk
membuat lemang, salah satu makanan tradisional Minangkabau. Pemain
saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya
Syamsimar.
Keutamaan para pemain saluang ini adalah
dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik nafas bersamaan,
sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari
akhir lagu tanpa putus. Cara pernafasan ini dikembangkan dengan latihan
yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan nafas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan
cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki style
tersendiri. Contoh dari style itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok
Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style Singgalang dianggap cukup
sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan
pada awal lagu. Style yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari
daerah Solok.
Dahulu, khabarnya pemain saluang ini
memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya.
Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu
kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi Daud, buruang tabang
tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam
sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia……dst
2. Bansi
Saat ini saluang lah yang saya anggap
mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam memainkannya. Hanya
orang-orang yang mempunyai perasaan yang lembut dan menjiwai terhadap
apa yang di bunyikannya.
3. Talempong
Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tari
piringyang khas, tari pasambahan, tari gelombang,dll. Talempong juga
digunakan untuk menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh
kejelian dimulai dengantangga pranada DO dan diakhiri dengan SI.
Talempong diiringi oleh akor yang cara memainkanya sama dengan
memainkan piano
4. Rabab
Dengan rabab ini dapat tersalurkan bakat musik seseorang.
Biasanya dalam rabab ini dikisahkan berbagai cerita nagari atau dikenal dengan istilah Kaba.
5. Gandang Tabuik.
Kuda tersebut merupakan simbol kendaraan
Bouraq yang dalam cerita zaman dulu adalah kendaraan yang memiliki
kemampuan terbang secepat kilat. Pada bagian tengah Tabuik berbentuk
gapura petak yang ukurannya makin ke atas makin besar dengan dibalut
kain beludru dan kertas hias aneka warna yang ditempelkan dengan motif
ukiran khas Minangkabau.
Di bagian bawah dan atas gapura
ditancapkan “bungo salapan” (delapan bunga) berbentuk payung dengan
dasar kertas warna bermotif ukiran atau batik. Pada bagian puncak Tabuik
berbentuk payung besar dibalut kain beludru dan kertas hias yang juga
bermotif ukiran.
Di atas payung ditancapkan patung burung
merpati putih. Di kaki Tabuik terdapat empat kayu balok bersilang dengan
panjang masing-masing balok sekitar 10 meter. Balok-balok itu digunakan
untuk menggotong dan “menghoyak” Tabuik yang dilakukan sekitar 50 orang
dewasa.
Tabuik dibuat oleh dua kelompok
masyarakat Pariaman, yakni kelompok Pasar dan kelompok Subarang. Tabuik
dibuat di rumah Tabuik secara bersama-sama dengan melibatkan para ahli
budaya dengan biaya mencapai puluhan juta rupiah untuk satu Tabuik.
Musik Minangkabau berupa instrumentalia
dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini
berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa
persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman
yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi/merantau.
Industri musik di Sumatra Barat semakin
berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan
musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik
Minang modern di Sumatra Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an
ditandai dengan lahirnya Orke
nice artikel... jaya selalu ya
BalasHapussilahkan kunjungi juga gubuk kecil yang reyot kami ya
http://kerajinanminangkabau.blogspot.co.id/